Kamis, 17 April 2014

17 April Masih Hujan : Renungan untuk Kita

Hujan sehari-hari
sumber http://www.pinterest.com/pin/442619469598912357/
Bulan ini bulan April, dimana seharusnya hujan sudah mulai berkurang dan musim kemarau datang. Seperti istilah orang jawa April sering dikatakan “mipril” yang berarti hujan mulai berkurang, pral pril istilahnya. Namun sekarang sudah memasuki paruh kedua bulan April tapi hujan masih saja mengguyur setiap hari (domisili saya di Jawa Tengah), bahkan cenderung lebih lebat daripada bulan Januari yang sering dianggap singkatannya hujan sehari-hari. Pagi ini pun BMKG sempat merilis peringatan dini mengenai cuaca untuk kawasan Jawa Tengah dan sekitarnya bahwa ada potensi terjadi hujan badai dari pagi dan meluas hingga sore bahkan malam hari.

Kenapa bisa begini? Pertanyaan yang pertama muncul di benak kita pasti itu. Sepertinya musim sudah mulai bergeser setiap tahunnya. Musim penghujan yang biasanya mulai bulan September, sekarang bergeser hingga November baru turun hujan. Musim panas yang biasanya bulan April sudah datang, sekarang hingga Mei Juni pun masih turun hujan setiap hari.
Sawah kering kerontang
sumber http://www.radjawarta.com/tag/kekeringan
Terus kenapa bisa begini, mari kita baca literatur yang saya dapat

Pergeseran iklim dan cuaca ini sangat erat kaitannya dengan meningkatnya temperatur iklim di Indonesia. Iklim di Indonesia telah menjadi lebih hangat selama abad 20. Suhu rata-rata tahunan telah meningkat sekitar 0,3 ˚C sejak tahun 1900. Fenomena El – Nino juga mempengaruhi iklim dan musim di beberapa bagian Indonesia. Fenomena ini menyebabkan berkurangnya curah hujan yang drastis sekitar 2 hingga 3 persen pada abad ini. Akibatnya terjadi kekeringan di beberapa daerah.
Fenomena ini menurut beberapa ahli diakibatkan oleh efek pemanasan global. Bumi secara alamiah dapat menjaga suhu bumi relatif hangat dengan sistem efek rumah kaca (green house effect), namun dengan adanya aktivitas penduduk yang tidak terlepas dari kegiatan industri maka akan “mempercepat” hangatnya suhu bumi. Hal ini dikarenakan perubahan iklim global diakibatkan oleh meningkatnya konsentrasi gas CO2 di atmosfer bumi sebagai efek rumah kaca, kegiatan industri, pemanfaatan sumberdaya minyak bumi dan batubara, serta kebakaran hutan sebagai penyumbang emisi gas CO2 terbesar di dunia yang mengakibatkan perubahan pada lingkungan dan tataguna lahan.
Sumber : http://peraduanilmu.wordpress.com/2011/11/05/pergeseran-iklim-dan-musim-di-indonesia/

Terus apa akibatnya?? Selain musim tidak teratur, tentunya hal ini akan berakibat banyak pada masyarakat Indonesia yang banyak pekerjaannya bergantung pada musim seperti petani. Gagal panen, hasil panen yang tidak maksimal, hingga serangan hama yang semakin tida menentu. Selain itu, kekeringan yang berkepanjangan akan membuat saudara kita di pedalaman yang kurang pasokan air akan menderita kelaparan dan kekurangan air. Penyakit pun mengintai seperti busung lapar, marasmus, hingga kekurangan gizi.
Busung lapar
sumber http://kesehatan.kompasiana.com/makanan/2012/02/06/tragedi-itu-bernama-busung-lapar-433178.html
Pertanyaan terakhir adalah, apa yang bisa kita lakukan untuk mengurangi hal ini. Jawabannya akan saya beberkan di beberapa post selanjutnya. Salam gondes!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar